KASIH
YANG BERBEDA
Malam
itu,dimana bulan tersenyum manis,burung-burung bersembunyi di balik pohon yang
diam,dan semua orang sedang tertidur nyenyak dirumah masing-masing,pada malam
itulah seorang wanita yang selalu setia ditemani suaminya melahirkan seorang
bayi perempuan cantik kedunia ini yang mereka beri nama Rara yang ditemani oleh
adiknya Riri yang lahir 15 menit sesudah Rara.mereka adalah keluarga bahagia
yang hidup sangat berkecukupan dan bisa dibilang kaya raya.tidak ada yang
berbedaP pada malam itu,seperti bayi pada umumnya,Rara juga menangis ketika
dilahirkan,dia terlihat sempurna secara fisik,yang tidak jauh berbeda dengan
adiknya Riri.tetapi Allah berkata lain,tidak semua yang kita harapkan dapat
terkabul,Rara dilahirkan dengan sedikit kekurang dibandingkan adiknya,dia
mengidap penyakit Rubinstein Taybi
Syndrome atau yangsering disebut dengan penyakit keterbelakangan mental.
Menurut
dokter yang membantu kelahiran Rara,dia
hanya dapat bertahan sampai usia 4-5 tahun karena penyakit itu untuk bayi dapat
menyebabkan kematian.mendengar pengakuan Dokter Rosdiana tersebut,kedua orang
tua Rara tidak mau mengakui Rara sebagai anak mereka karena mereka merasa malu
mempunyai anak yang memiliki penyakit keterbelakangan mental.ibu Diana,ibu yang
telah melahirkan Rara ke dunia ini tidak mau menyusuinya bahkan dia tidak
peduli bagaimanapun keadaan Rara.Rara masih beruntung masih memiliki seorang
nenek yang baik hati dan mau merawatnya sampai akhirnya Rara memasuki usia 6
tahun yang menurut diagnosa dokter dia tidak dapat bertahan sampai usai
tersebut.Rara tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik dan ramah.
Rara dirawat
dengan penuh kasih sayang dan cinta oleh neneknya,inilah yang menyebabkan Rara
dapat bertahan sampai sekarang walaupun tanpa kasih dan sayang kedua orang
tuanya.walaupun keterbelakangan mental,Rara juga memiliki perasaan seperti anak
kecil lainnya,yaitu perasaan rindu dan mengharapkan akan kasih sayang dari
kedua orang tuanya.dia selalu menanyakan hal tersebut kepada neneknya,mendengar
perkataan dan harapan dari cucunya itu,nenek Rara merasa iba melihat cucunya
yang tidak pantas menerima ini semua.
Tetapi beliau
hanya diam dan menagis mendengar itu semua.bukannya beliau tidak mau
mempertemukan anak dan orang tua,tetapi nenek Rara sudah berusaha dari semenjak
Rara bayi dulu,tetapi tetap saja,mereka tidak pernah mengkhawatirkan Rara,tidak
pernah mau tau bagaimana keadaan Rara,bahkan mereka menganggap mereka tidak
pernah melahirkan Rara,yang mereka lahirkan hanyalah Riri,anak mereka semata
wayang,yang sekarang tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik,cerdas,lincah dan
seperti kedua orang tuanya,Riri tumbuh menjadi gadis yang sombong akan harta
yang di miliki oleh orang tuanya.Riri juga menjadi idola dan dibangga-banggakan
karena kecantikannya.
Setiap hari
nenek Rara merawat Rara dengan penuh kasih sayang,mengajarkan Rara dengan sabar
dan memasukan Rara ke SEKOLAH DASAR LUAR BIASA.selama Rara bersekolah
disana,banyak bakat Rara yang mulai tampak,salah satunya bakat dalam hal
melukis.hasil lukisan pertama Rara yaitu lukisan wajah orang tua dan adik
kembarnya dalam sebuah buku gambar yang dibeliin neneknya sebagai penenang Rara
ketika dia ingat papa dan mamanya.Rara pernah melihat wajah orang tua dan adik
kembarnya dari sehelai foto yang terpajang manis di meja kamarnya.setelah melihat
bakat cucunya itu,nenek Rara sangat senang membelikan buku gambar untuk Rara
sehabis beliau pulang kerja.
Rara memiliki
bakat yang sangat banyak dibidang kesenian,walaupun dia keterbelakangan
mental,hal itu tidak menghalangi semuanya.dia sangat pandai dibidang membaca
dan menulis puisi.semua hasil karyanya pernah dibacakan didalam acara pertemuan
kepala desa dan bisa membuat semua yang hadir menjadi terharu dan berdecak
kagum.dia juga sering mengikuti berbagai perlombaan di berbagai bidang seni
seperti melukis,menciptakan puisi dan mendeklarasikan puisi karya sendiri baik
itu perwakilan diri sendiri maupun perwakilan dari sekolah.tak heran-heran dia
selalu membawa gelar juara umum dan penghargaan lainnya.
Sama halnya
dengan Rara,Riri adik kembarnya Rara juga memiliki bakat yang sama seperti
Rara,dia juga memiliki bakat dibidang kesenian yang berbeda dengan Rara,yaitu
kesenian di bidang menyanyi,melukis dan menari.dia selalu menjadi kebanggaan
bagi orang tua dan sekolahnya.tak lupa juga dia selalu menyumbangkan beberapa
piala yang di dapatnya untuk sekolah.tetapi semua hal yang begitu sempurna bagi
Riri membuat dia menjadi gadis bertambah sombong dan angkuh.berbeda dengan
Rara,dia tetap menjadi gadis kecil yang baik hati dan ramah.
Dengan menjadi
perwakilan sekolahnya,Rara terpilih untuk mengikuti lomba lukis dan membaca
puisi karya sendiri yang diadakan oleh pemerintah provinsi untuk tingkat
SEKOLAH DASAR bidang kesenian di kota Bandung.setelah mendengar kata
BANDUNG,nenek Rara membatalkan niatnya untuk mengizinkan Rara mengikuti
perlombaan itu.Rara yang sifatnya penurut,dia hanya mengangguk setuju dengan
apa yang di ucapkan neneknya dan langsung pergi dengan wajah yang sedih.nenek
Rara merasa menyesal telah melarang Rara untuk mengikuti perlombaan tersebut,tetapi
nenek mana yang tidak sayang dengan cucunya,nenek Rara melarang Rara kebandung
karena satu alasan yang kuat,yaitu karena Bandung adalah kota dimana Rara
dilahirkan dan dicampakkan oleh kedua orang tuanya,dan Bandung juga tempat
tinggal orang tua Rara dan adik kembarnya.
Nenek Rara tidak
mau kalau cucunya bertemu sama kumpulan orang-orang yang tidak memiliki hati
tersebut ditempat perlombaan karena sang nenek tahu kalau cucunya yang satu
lagi yaitu Riri,pasti juga mengikuti perlombaan tersebut,dan setelah mereka
melihat Rara disana,mereka bakal memaki-maki Rara didepan semua orang dan
mengusirnya.nenek Rara tidak dapat membayangkan kalau hal itu sampai terjadi
sama Rara cucu kesayangannya akan dipermalukan oleh Papa,Mama dan Adik
kembarnya sendiri di depan orang banyak.
Karena tidak di
izinin nenek,Rara memilih untuk melukis sesuatu bersama temannya yang juga
pintar di bidang melukis.tapi beberapa hasil lukisannya bertema sedih
semua.karena melihat hal itu,buk Indah gurunya Rara memberikan pengertian dan
penjelasan kepada nenek.”nek,kalau nenek takut kalau hal itu akan
terjadi,kenapa nenek tidak ikut saja dan selalu berada di sisi Rara,karena yang
Rara butuhkan saat ini dukungan nenek nek.nenek sayangkan nenek sama Rara,nenek
tidak maukan bikin Rara sedih”.”tidak nak”.”nah kalau tidak sebaiknya nenek
izinin Rara nek,karena dengan ikut perlombaan hati Rara bisa senang
lagi”.walaupun sudah di nasehati buk Indah,nenek tetap saja tidak mengizinkan
Rara pergi.tetapi setelah begitu lama nenek berpikir lagi,akhirnya beliau
mengizinkan Rara untuk mengikuti lomba tersebut dengan sarat Rara harus selalu
disisi nenek.
Kalau ada ikatan
darah emang susah dipisahkan.seperti hal yang ditakuti nenek dan sebuah
kebetulan,Rara dan Riri di pertemukan di perlombaan tersebut walaupun mereka
tidak saling kenal satu sama lain.yang secara kebetulan juga mereka menjadi
saingan didalam perlombaan melukis.Riri datang dengan ditemani oleh kedua orang
tuanya yang lagi duduk di bangku penonton menunggu aksi anaknya tercinta
Riri.juga akan menyaksikan aksi anak yang telah mereka campakkan ketika bayi
dulu.
Nenek Rara terus
merasa cemas kalau-kalau disini ada anak dan menantunya karena sebentar lagi
penampilan dari Rara,yang artinya itu akan menjadi mimpi buruk bagi Rara
walaupun dia kurang mengerti apa maksudnya.satu persatu peserta termasuk Riri
dipanggil untuk menunjukan aksi mereka diatas panggung.kedua orang tua Rara dan
Riri begitu Bahagia melihat anak yang mereka anggap semata wayang berhasil
memukau semua orang dengan tarian,nyanyian dan lukisannya.dan waktu yang
ditunggu-tunggu Rara akhirnya sampai juga.dia melangkah dengan mantap menuju
panggung,sebelum memulai penaampilannya,Rara mengatakan sepatah dua patah kata
yang membuat semua orang terharu termasuk kedua orang tua Rara.”Se..be..lumnya
Rara ngu..capin maka..si buat nenek.dan semu..a ini Rara persem...bahkan
untuk pa...pa dan ma..ma”.
Yang pertama
Rara melukis dirinya,mama,papa,nenek dan adik kembarnya Riri.kemudian dia
menjelasankan apa maksud dari lukisannya itu.Riri yang tidak tau kalau
sebenarnya Rara itu adalah saudara kembarnya,dia hanya diam keheranan mendengar
namanya sama dengan peserta yang bernama Rara,dan dia juga heran melihat reaksi
papa dan mama yang begitu marah terkadang juga terlihat sedih ketika melihat
semua hasil karya Rara.yang bisa Riri lakuin hanyalah diam menunggu penampilan
Rara selesai dan menanti hasil pengumuman pemenang.selesai penampilannya,Rara
kembali ketempat nenek dengan hati yang senang karena semua yang ingi dia
sampaikan kepada orang tuanya,akhir bisa juga.
“Nek,yang
berna..ma Riri ta...di apa itu adi..k Rara nek?”.pertanyaan polos yang membuat
hati nenek menjadi sedih keluar begitu saja dari mulut gadis yang berusia 6
tahun tersebut.”apa kamu mau ketemu sama mereka sayang?”.pertanyaan yang keluar
dari bibir sepuhnya membuat hati Rara bertambah bahagia.”nanti kita kesana ya
sehabis pengumuman”.Rara mengangguk dengan cepat karena semangatnya.semangat
karena sebentar lagi dia akan bertemu dengan orang tuanya,dan sebentar lagi
Rara tidak tau apa yang akan terjadi kepada dirinya.sehabis pengumuman,Rara
langsung menagih janji neneknya untuk menemaninya ketemu sama papa,mama dan
adik kembarnya sekaligus memperlihatkan kepada mereka piala yang dia dapat dari
perlombaan melukis dan baca puisi.
Sang nenek yang
tidak tega melihat cucunya seperti itu,akhirnya membawa Rara ketempat parkir
dimana orang tuanya sekarang berada.nenek Rara mengantarkan Rara dengan hati
yang sangat cemas dengan apa yang akan dilakukan anak dan menantunya itu
terhadap cucunya.begitu nenek dan Rara sampai dihadapan kedua orang tua Rara
dan adik kembarnya Riri,karena begitu bahagianya Rara segera menghampiri orang
tuanya yang kaget dengan kedatangan Rara.wajah papa dan mama Rara kelihatan
marah dan segera mendorong Rara karena mereka tidak mau ada yang melihat mereka
bersama anak mereka yang memiliki keterbelakangan mental.karena dorongan kedua
orang tuanya yang begitu kuat,Rara terjatuh dan dan lututnya berdarah.melihat
perlakuan itu,nenek Rara sangat marah kepada anak dan menantunya.
”Din,kamu itu
apa-apaan sih,dia itu anak kamu juga din,dia juga butuh..”.”siapa bilang dia
anak kita,dia bukan anak kami,aku tidak melahirkan anak cacat,itu semua akan
menjatuhkan martabat kami di depan semua orang.”dengan angkuhnya Dina tidak
mengakui anaknya sendiri yang juga didukung oleh suaminya.”iy buk,dia bukan
anak kami,kami hanya memiliki seorang putri yang cantik dan normal,tidak
seperti...”.cukuup!!kalian berdua ini benar-benar sudah keterlaluan.kalau
memang kalian tidak mau merawat Rara,biar ibuk yang ngerwat dia.pada akhirnya
kalian jangan pernah menyesal,karena ibuk yakin kalau anak yang kalian
campakkan sekarang,dialah yang akan menjadi tempat kalian meminta tolong”.
Sehabis itu
nenek langsung menggendong Rara yang masih kesakitan untuk pergi dari tempat
itu.yang tidak pernah kita sangka-sangka pada akhirnya pasti akan
terjadi.sesudah kejadian itu,kejadian pertemuan dengan orang tua yang membuat
nenek,Rara semakin giat belajar membuat puisi dan mendeklarasikannya di depan
semua orang dan dia juga semakin rajin melukis,apa yang dia lihat,langsung dia
salin kedalam buku gambarnya.dia bertekad untuk yang dikemudian hari dia akan
selalu membahagiakan nenek.Rara yakin,walaupun dia berada dalam kondisi yang
seperti dia pasti bisa berhasil dengan bakat dan kemampuannya sendiri,bukan
karena kecantikan,kekayaan dll.
Setiap ada
perlombaan,dia selalu ikut,kalau dipelombaan itu dia berhasil,dia tidak pernah
merasa terlena dan terus berlatih.tapi kalau dia belum berhasil,Rara tidak
pernah bersedih,dia tetap tersenyum dan terus berlatih dan memperbaiki dimana
kesalahannya.dan pada akhirnya,ketika Rara berusia 16 tahun dia dapat menembus
perlombaan baca puisi karya sendiri dan melukis tingkat internasional,yaitu di
Paris.ketika melepaskan Rara ke Autrali,nenek merasa tidak sanggup untuk
berpisah dengan cucu satu-satunya itu.tapi apa boleh buat,mungkin dengan inilah
Rara dapat merubah nasibnya dan tidak dikucilkan orang lagi.
Rara begitu
bersemangat mengitu perlombaan ini,dia telah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya
agar tidak mengecewakan neneknya.sesampainya di Paris,semua peserta diberi
pelatihan dulu atau kesempatan untuk berlatih selama dua hari.Rara benar-benar
menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya.walaupun sudah malam,dia tetap
berlatih menjelang perlombaan itu.dia tidak perna nasehat neneknya untuk selalu
minum susu sebelum tidur agar besok pagi ada simpanan energi.
Besoknya,adalah
hari yang sangat ditunggu Rara.sebelum tampil,dia berdoa dulu dan meminta doa
kepada neneknya.semua peserta berasal dari negara yang berbeda-beda.ketika
semua peserta selesai,juri akan memberikan pengumuman kepada semua peserta dan
penonton yang ada disana.ketika semua orang lagi sibuk dengan hasil yang
perlombaan yang akan keluar,Rara tertunduk sedih di pinggir panggung.dia takut
kalau dia tidak yang menjadi pemenang,nenek akan kecewa kepadanya dan perlakuan
mama masih sama kayak dulu.”Hai...!!”.seorang cowok menyapa Rara yang lagi
sedih.”Ha...i.!!”.cowok itu duduk disebelah Rara dan dia mengerti bahasa
Rara.”lagi apa?kok sendirian aja disini”.”o..uh Rara lagi tegang aja nung..gu
ha...silnya kelu...ar”.”kesana yuk,hasilnya dah mau keluar tuh..”.
Cowok itu segera
menarik tangan Rara agar Rara mengikutinya sampai kedepan.hal yang tidak pernah
terjadi itu belum tentu mustahil untuk jadi kenyataan,itulah sekarang ini yang
dirasakan Rara,dia tidak pernah menyangka kalau dia bisa memenangkan perlombaan
itu.Rara juga senang karena diacara perlombaan ini dia mendapatkan teman yang
baik yang datang tepat pada waktu.teman yang tidak melihat dirinya dari
penampilan.selasai pesta perayaan keberhasilan Rara sebagai perwakilan dari
Indonesia,besoknya peserta dari Indonesia termasuk Rara akan kembali ke tanah
air.
Diperjalanan
menuju indonesia,Rara sekarang ditemanin oleh teman yang telah menyemangatinya
agar tidak pesimis terlebih dahulu.Rara begitu mudah akrab dengan cowok
itu.sesampainya di Indonesia,nenek sudah menunggu Rara penuh dengan senyum
kehangatan dibandara.tanpa pikir panjang Rara langsung menghampiri neneknya
yang dengan setia menunggu kedatangan Rara.nenek mengajak Rara untuk makan
bersama diluar karena dirumah tidak ada lauknya.dengan senang hati Rara
menerima tawaran nenek.ketika Rara disuapin oleh nenek karena memang dari lahir
dia seperti ini,nenek memberi tahu Rara tentang satu berita besar.yaitu
papa,mama dan adik kembarannya sekarang jatuh miskin.sekarang mereka tidak
mempunyai tempat tinggal lagi.
Betapa
teririsnya hati Rara mendengar berita itu,nafsu makannya menjadi hilang dan dia
meminta kepada nenek untuk menemaninya ketempat orang tuanya sekarang
tinggal.didalam perjalan menuju ketempat itu,hati Rara begitu gelisah
memikirkan keluarganya.betapa mulianya hati Rara,dia tidak pernah dendam kepada
orang tuanya meskipun mereka selalu jahat kepada Rara dan juga pernah mencampakkan
dan tidak mengakui Rara sebagai anak mereka.”nek,ap..a ini tempa..tnya
nek?”.Rara melihat kesekeliling tempat itu,tempat itu begitu tidak terawat dan
dia tidak tega membayangkan keluarganya tinggal disini.
Rara turun dari
mobil lalu melangkah menuju rumah orang tuanya.”pa..ma..!!”.”Rara,,kamu kenapa
bisa ada disini nak,bukannya kamu lagi di Paris?”.”u ..udah pu..lang pa.papa
kena..pa bisa disini?”.”perusahaan papa bangkrut sayang,jadi kami betiga
sekarang menjadi seperti ini”.”kalau gi..tu papa sama ma..ma juga Riri ikut Ra
aja kerumah y.walau...pun kecil sih,luma..yan dari yang tem..pat ini,rumah Rara
masih muat untuk menampung kita semua”.Dina menangis mendengar perkataan
putrinya yang pernah dia campakkan,dia tidak menyangka kalau semua yang dikatakan
ibunya menjadi kenyataan.”maafin mama ya sayang,mama janji ng bakalan ngulangin
yang kayak gitu lagi”.”iy ma...sa..ma..sama”.
Nenek Rara merasa bahagia karena cucu
kebanggaannya menjadi orang yang berguna dan tidak sombong.dan sekarangpun dia
tidak mendapatkan kasih yang berbeda lagi dari kedua orang tuanya.